Wajib Tahu! 6 Rukun Haji dan Bedanya dengan Wajib Haji

Rukun haji adalah fondasi utama dalam ibadah haji yang menentukan sah tidaknya pelaksanaan ibadah tersebut. Setiap jamaah haji atau umroh wajib memahami urutan dan pelaksanaannya agar ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Pengetahuan ini menjadi bekal penting sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Pengertian dan Sejarah Rukun Haji

Rukun haji merupakan serangkaian amalan utama yang wajib dilakukan selama ibadah haji. Tanpa pelaksanaan rukun ini, ibadah tidak sah sehingga setiap calon jamaah wajib memahaminya. Dalam penjelasan BPKH, rukun haji disebut sebagai pilar yang menjadi inti dari ibadah haji dan tidak bisa diganti dengan dam atau denda.

Adapun sejarah haji berawal dari Nabi Ibrahim AS ketika Allah memerintahkannya untuk menyeru manusia menunaikan haji ke Baitullah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hajj: 27. Seruan itu kemudian disempurnakan oleh Nabi Muhammad ﷺ yang menata tata cara haji sesuai syariat Islam. Kewajiban haji bagi umat Islam sendiri ditetapkan pada tahun 9 Hijriah, setelah turunnya perintah dalam QS. Ali Imran: 97.

Rukun haji memiliki nilai historis dan spiritual yang luar biasa. Ibadah ini menjadi simbol persatuan umat Islam dari seluruh dunia, di mana semua jamaah mengenakan pakaian ihram yang sama tanpa membedakan status sosial, warna kulit, atau kekayaan. Kesetaraan ini menegaskan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah SWT.

Melalui pelaksanaan rukun haji, umat Islam diingatkan akan perjuangan para nabi dan makna sejati penghambaan. Setiap gerakan, mulai dari wukuf di Arafah hingga tawaf ifadah, adalah cerminan ketaatan total kepada Sang Pencipta. Rukun haji yang disepakati jumhur ulama terdiri dari enam: ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadah, sa’i, tahallul, dan tertib. Tanpa salah satunya, ibadah haji tidak sah.

Ka'bah yang selalu dikunjungi jutaan jamaah tiap tahun. Sebab, rukun haji mengharuskan jamaah untuk berada di sini.

6 Rukun Haji yang Anda Harus Tahu

Rukun haji memiliki enam tahapan penting yang wajib dilakukan secara berurutan. Setiap tahapan membawa nilai ibadah dan simbol spiritual yang tinggi. Menurut Daily Muslim, keenam rukun ini disebut sebagai inti ibadah haji yang tidak bisa diganti dengan dam atau denda. Lalu, rukun haji apa saja? Simak berikut ini:

1. Ihram

Ihram adalah niat memulai ibadah haji yang dilakukan di miqat yang telah ditentukan. Jamaah mengenakan pakaian ihram: dua lembar kain putih tanpa jahitan bagi laki-laki, dan pakaian sederhana menutup aurat bagi perempuan.

Sejak niat diucapkan, jamaah masuk ke dalam keadaan ihram dengan larangan tertentu seperti memakai wangi-wangian atau memotong kuku. Ihram menjadi tanda kesucian dan kesetaraan seluruh manusia di hadapan Allah SWT.

2. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan merupakan puncak ibadah haji. Jamaah berdiam, berdoa, dan memohon ampunan mulai tergelincir matahari hingga terbit fajar 10 Dzulhijjah. Siapa yang tidak hadir di Arafah pada waktu tersebut, hajinya tidak sah. Wukuf menjadi simbol pertemuan manusia dengan Allah SWT, penuh kerendahan hati dan pengharapan ampunan.

3. Tawaf Ifadah

Tawaf ifadah dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali setelah wukuf di Arafah. Tawaf ini wajib dilakukan dalam keadaan suci dari hadas dan najis. Setiap putaran dimulai dari Hajar Aswad, dan jamaah dianjurkan memperbanyak doa serta dzikir. Tawaf ifadah melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan menjadi salah satu rukun yang tidak boleh ditinggalkan.

4. Sa’i antara Safa dan Marwah

Sa’i dilakukan dengan berjalan tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah, dimulai dari Safa dan diakhiri di Marwah. Laki-laki disunnahkan berlari kecil di antara dua tanda hijau, sedangkan perempuan cukup berjalan biasa. Sa’i mengingatkan pada perjuangan Hajar mencari air untuk Ismail, yang akhirnya Allah anugerahkan dengan keluarnya air zamzam. Ibadah ini mengajarkan kesabaran, usaha, dan tawakal kepada Allah SWT.

5. Tahallul

Tahallul adalah mengakhiri ihram dengan mencukur atau memotong rambut. Laki-laki dianjurkan menggundul rambutnya (halq), sementara perempuan cukup memotong sedikit rambutnya. Dengan tahallul, jamaah terbebas dari larangan ihram dan menandai penyucian diri. Tahap ini menjadi simbol awal kehidupan baru yang lebih bersih dan dekat dengan Allah SWT.

6. Tertib

Tertib berarti melaksanakan seluruh rukun haji sesuai urutan yang benar. Jamaah harus memulai dari ihram, kemudian wukuf, tawaf ifadah, sa’i, tahallul, hingga selesai. Tidak boleh ada rukun yang ditinggalkan atau dibalik urutannya. Tertib mencerminkan kedisiplinan dan memastikan ibadah haji sah serta sempurna.

Jamaah yang sedang beribadah di depan ka'bah. Ini adalah salah satu rukun haji yang harus dilakukan.

7 Wajib Haji dan Bedanya dengan Rukun Haji

Rukun haji dan wajib haji berbeda. Jika rukun  wajib dilakukan agar ibadah sah, sementara wajib haji jika tertinggal masih bisa diganti dengan dam atau denda. Perbedaan ini penting agar jamaah tidak salah dalam melaksanakan ibadahnya. NU Online menjelaskan, wajib haji disebut sebagai amalan yang harus dilakukan, namun jika tertinggal ibadah tetap sah dengan konsekuensi dam.

1. Niat Ihram dari Miqat

Setiap jamaah wajib berniat ihram di miqat yang telah ditentukan, baik miqat makani (batas tempat) maupun miqat zamani (batas waktu). Jika jamaah melewati miqat tanpa berniat ihram, maka ia wajib membayar dam. Ihram menjadi tanda dimulainya ibadah haji, sehingga jamaah harus benar-benar memahami lokasi miqat sebelum berangkat. Hal ini menjaga agar ibadah dimulai dengan tertib sesuai syariat.

2. Mabit di Muzdalifah

Setelah wukuf di Arafah, jamaah wajib bermalam di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah. Di sini jamaah mengumpulkan batu untuk melontar jumrah dan memperbanyak doa. Waktu mabit dimulai sejak tengah malam hingga menjelang subuh. Amalan ini melatih kesabaran, ketaatan, dan kebersamaan dalam menjalankan perintah Allah SWT.

3. Mabit di Mina

Mabit di Mina dilakukan pada malam-malam hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) setelah melontar jumrah. Jamaah dianjurkan memperbanyak doa, dzikir, dan ibadah sunnah. Mabit ini meneguhkan makna kebersamaan dan pengabdian kepada Allah. Jika ditinggalkan tanpa uzur, jamaah wajib membayar dam.

4. Melontar Jumrah

Melontar jumrah dilakukan dengan melempar tujuh batu kecil ke arah tiga jumrah di Mina: Ula, Wustha, dan Aqabah. Amalan ini menandakan penolakan terhadap godaan setan dan keburukan. Setiap lontaran dilakukan dengan niat tulus dan doa, melatih keberanian serta kekuatan iman. Tata cara yang benar adalah melempar dengan tertib, tidak berlebihan, dan menjaga keselamatan jamaah lain.

5. Tawaf Wada

Tawaf wada adalah tawaf perpisahan yang wajib dilakukan sebelum meninggalkan Makkah. Tujuannya untuk berpamitan kepada Baitullah dan memohon keberkahan hidup. Tawaf ini menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada Ka’bah. Jamaah dianjurkan melakukannya dengan hati yang khusyuk, kecuali bagi perempuan yang sedang haid, mereka tidak diwajibkan melaksanakannya.

6. Mabit di Arafah pada Waktu yang Tepat

Selain wukuf sebagai rukun, jamaah juga wajib memperhatikan waktu masuk Arafah. Kehadiran di Arafah harus sesuai waktu yang ditentukan, yaitu sejak tergelincir matahari 9 Dzulhijjah hingga fajar 10 Dzulhijjah. Jika jamaah hadir di luar waktu tersebut, maka wajib membayar dam. Hal ini menegaskan pentingnya disiplin waktu dalam ibadah haji.

7. Menjaga Larangan Ihram

Selama dalam keadaan ihram, jamaah wajib menjauhi larangan seperti memakai wangi-wangian, memotong kuku, berburu, atau berhubungan suami istri. Jika larangan ini dilanggar, maka jamaah wajib membayar dam sesuai jenis pelanggarannya. Menjaga larangan ihram adalah bentuk ketaatan dan latihan pengendalian diri. Dengan demikian, jamaah dapat menjaga kesucian ibadah hingga selesai.

Tips Sukses Jalankan Rukun Haji dan Wajib Haji

Untuk bisa berhasil melaksanakan haji dengan sempurna membutuhkan kesiapan fisik, mental, dan spiritual. Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar ibadah lebih maksimal:

  • Jaga kesehatan sebelum dan selama ibadah.
  • Pelajari tata cara haji secara menyeluruh.
  • Pahami perbedaan rukun haji dan wajib haji.
  • Siapkan perlengkapan sesuai kebutuhan.
  • Hindari emosi dan perbanyak sabar
  • Berdoalah di setiap tempat mustajab.
  • Ikuti arahan pembimbing haji dengan taat.
  • Hindari perbuatan yang melanggar ihram.
  • Perkuat niat untuk mencari ridha Allah.
  • Bersyukur atas kesempatan berhaji.

Mengetahui rukun haji apa saja dan perbedaannya dengan wajib haji sangat penting untuk kelancaran ibadah. Jika menggunakan layanan haji dari Lima Pilar, Anda akan mendapatkan pelatihan lengkap terkait seluruh tata cara ibadah. Pembimbing profesional siap membantu Anda memahami setiap rukun, wajib, dan sunnah haji secara praktis.

DAFTAR ISI