Thaif Adalah: 5 Jejak Bersejarah Dari Penolakan ke Pengakuan

Thaif adalah salah satu kota paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ. Di tempat inilah, beliau mengalami masa penuh ujian, penolakan, sekaligus pelajaran tentang kesabaran dan kasih sayang. Kota ini terletak di wilayah pegunungan sekitar 100 km dari Makkah dan memiliki udara sejuk yang menenangkan. Hingga kini, Thaif menjadi saksi bisu bagaimana kelembutan hati Nabi mengalahkan kebencian manusia.

Thaif Adalah: Sejarah Perjalanan Rasulullah

Thaif adalah tempat yang memiliki kisah mendalam tentang perjuangan Rasulullah ﷺ sebelum akhirnya Rasulullah ﷺ ke Madinah dan mendirikan masjid Quba. Setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, beliau kehilangan dua sosok penting yang selama ini menjadi pelindung dan penguat. Penolakan Quraisy semakin keras, hingga beliau memutuskan mencari dukungan baru untuk dakwah Islam. 

Thaif dipilih karena letaknya strategis dan dihuni oleh Bani Tsaqif, suku yang memiliki pengaruh besar di jazirah Arab. Menurut NU Online, peristiwa Thaif menjadi salah satu ujian terberat yang dihadapi Rasulullah ﷺ dalam menyampaikan risalah Islam.

Rasulullah ﷺ datang ke Thaif dengan penuh harapan agar penduduknya menerima risalah Islam. Namun, kenyataannya berbeda jauh. Tiga pemimpin Bani Tsaqif menolak ajaran beliau dengan hinaan dan cemoohan yang menyakitkan. Mereka bahkan menghasut penduduk untuk mengusir beliau dari kota itu. Penolakan ini menunjukkan betapa kerasnya tantangan dakwah di masa awal Islam.

Saat berjalan meninggalkan Thaif, Rasulullah ﷺ dilempari batu hingga tubuhnya terluka dan darah membasahi kedua kakinya. Beliau berlindung di sebuah kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah, dua orang Quraisy yang kala itu bersikap iba. Di tempat inilah beliau mengangkat tangan dan menumpahkan doa penuh kelembutan kepada Allah.

Doa itu menjadi bukti bahwa meski dalam keadaan sakit dan terhina, beliau tetap menghadap Allah dengan penuh ketundukan. Doa Rasulullah ﷺ di Thaif ini begitu menggetarkan. Beliau berucap:

“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadu lemahnya kekuatanku, sedikitnya daya upayaku, dan kehinaanku di hadapan manusia…”. 

Doa ini menunjukkan betapa dalamnya rasa tawakal dan kasih sayang beliau, bahkan di tengah penderitaan. Doa tersebut menjadi teladan bahwa seorang Muslim harus tetap bersandar kepada Allah dalam keadaan paling sulit sekalipun.

Peristiwa di Thaif menjadi titik balik dalam perjalanan spiritual Rasulullah ﷺ. Dari luka dan penolakan itu, Allah menurunkan ketenangan serta harapan baru, yang kelak membuka jalan bagi kemenangan dakwah di Madinah. Thaif mengajarkan bahwa setiap ujian berat selalu membawa hikmah besar, dan dari kesulitan akan lahir kekuatan baru bagi perjuangan Islam.

Pemandangan Thaif saat ini di siang hari. Thaif adalah tempat yang bersejarah bagi awal dakwah Rasulullah.

5 Jejak Bersejarah Thaif: Dari Penolakan ke Pengakuan

Perjalanan ke Thaif adalah perjuangan yang sangat berharga. Kisah ini menunjukkan kebesaran hati dan kesabaran Rasulullah ﷺ. Thaif menjadi salah satu tempat yang dikunjungi jamaah umroh, baik reguler atau umroh mandiri. Menurut Bincang Syariah, kisah Thaif menjadi salah satu ujian paling pilu dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ, namun juga mengajarkan keteguhan hati dan kasih sayang yang luar biasa.

1. Tempat Rasulullah ﷺ Terluka dan Berdoa

Dalam riwayat perjalanan Rasulullah ﷺ di Thaif, setelah beliau diusir dan dilempari batu oleh penduduk, beliau sempat berlindung di sebuah kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah. Kebun tempat Rasulullah berlindung kini dikenal sebagai lokasi penuh makna spiritual. Di sanalah beliau berdoa dengan air mata dan luka di tubuhnya.

2. Pertemuan dengan Addas

Thaif adalah tempat di mana Rasulullah ﷺ bertemu dengan Addas, seorang pemuda Nasrani asal Ninawa. Setelah mendengar ucapan Nabi tentang Nabi Yunus, Addas tersentuh dan mencium tangan beliau. Kisah ini menunjukkan bahwa kebenaran dapat menyentuh hati siapa pun, tanpa memandang asal agama. Pertemuan ini menjadi bukti universalitas risalah Islam.

3. Penolakan Bani Tsaqif

Penduduk Thaif menolak dakwah Rasulullah dan malah menyerang beliau dengan kasar. Namun, peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa penolakan adalah bagian dari perjalanan dakwah. Setiap perjuangan membutuhkan kesabaran untuk menunggu waktu terbaik Allah. Penolakan ini justru menguatkan tekad Rasulullah ﷺ untuk terus berdakwah.

4. Penolakan Malaikat Gunung untuk Menghancurkan Thaif

Ketika malaikat menawarkan untuk menghancurkan Thaif, Rasulullah ﷺ menolaknya. Beliau berkata, “Aku berharap semoga dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah Allah.” Inilah puncak kasih sayang beliau terhadap manusia. Jadi, Thaif adalah daerah yang penduduknya didoakan langsung oleh Rasulullah. Sikap ini menunjukkan bahwa dakwah Islam dibangun di atas rahmat, bukan balas dendam.

5. Masuk Islamnya Thaif di Tahun 9 H

Thaif adalah tempat yang kemudian menerima Islam. Ya, beberapa tahun setelah peristiwa itu, penduduk Thaif akhirnya masuk Islam secara sukarela. Mereka datang ke Madinah dan menyatakan keislaman mereka di hadapan Rasulullah ﷺ. Ini menjadi bukti nyata bahwa kesabaran dalam berdakwah akan selalu berbuah indah. Thaif pun berubah dari kota penolak dakwah menjadi bagian penting dalam sejarah Islam.

Pemandangan Thaif di malam hari yang indah. Thaif adalah kota yang awalnya menolak dakwah tapi kemudian menerima Islam.

Pelajaran dari Kisah Rasul di Thaif untuk Umat Islam

Thaif adalah kota yang menyimpan kisah mendalam tentang perjuangan Rasulullah ﷺ. Peristiwa penolakan penduduk Thaif ini menjadi salah satu ujian terberat dalam dakwah, tetapi juga titik balik yang penuh hikmah. Menurut Detik Hikmah, kisah Thaif menegaskan bahwa penolakan adalah bagian dari perjalanan dakwah dan kesabaran Rasulullah ﷺ menjadi teladan sepanjang masa.

Kesabaran dalam Dakwah adalah Kunci

Penolakan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan bagian dari proses menuju kemenangan. Rasulullah ﷺ tidak berhenti berdakwah meski mengalami penderitaan berat di Thaif. Kesabaran beliau menjadi teladan bagi setiap dai dalam menghadapi rintangan. Dari kisah ini, umat Islam belajar bahwa kesabaran adalah fondasi utama dalam menyampaikan kebenaran.

Akhlak Mulia Mengalahkan Kekerasan

Thaif adalah tempat di mana pendudunya pernah melempari batu pada Rasulullah ﷺ. Tapi, beliau tidak membalas dengan kemarahan. Rasulullah justru membalas kekerasan dengan doa dan harapan. Akhlak seperti inilah yang akhirnya meluluhkan hati banyak orang. Kisah ini menegaskan bahwa akhlak mulia lebih kuat daripada balasan fisik.

Doa adalah Senjata Spiritual Terkuat

Doa Rasulullah di Thaif menjadi teladan bagi setiap Muslim yang sedang menghadapi kesulitan. Ia menunjukkan bahwa doa mampu menenangkan hati dan menghadirkan pertolongan Allah. Dari sini, umat Islam diajak untuk menjadikan doa sebagai senjata utama dalam hidup. Doa juga bisa menjadi alat untuk memberikan perlindungan dan keberkahan seperti doa untuk orang umroh.

Jangan Putus Asa Meski Ditolak

Thaif adalah kota yang dulu menolak Rasulullah ﷺ, akhirnya menjadi kota Islam yang kokoh. Ini mengajarkan bahwa hasil dakwah dan perjuangan tidak selalu tampak segera, tapi akan datang di waktu terbaik. Penolakan hanyalah bagian dari perjalanan menuju penerimaan. Kisah ini mengingatkan bahwa putus asa bukanlah pilihan bagi seorang mukmin.

Kasih Sayang Melebihi Kemarahan

Rasulullah ﷺ menolak tawaran malaikat untuk menghancurkan Thaif karena melihat potensi kebaikan dalam diri manusia. Kasih sayang beliau menjadi bukti cinta sejati kepada umat. Sikap ini menunjukkan bahwa dakwah Islam dibangun di atas rahmat, bukan balas dendam. Dari Thaif, kita belajar bahwa kasih sayang adalah inti dakwah Islam. 

Thaif adalah tempat yang menyimpan kisah agung tentang ujian, kesabaran, dan cinta Rasulullah ﷺ kepada umatnya. Melalui ibadah umroh bersama Lima Pilar, Anda berkesempatan mengunjungi kota Thaif secara langsung dan memahami sejarah yang penuh makna. Rasakan ketenangan dan kebesaran cinta Nabi di setiap langkah Anda di Tanah Suci bersama Lima Pilar.

DAFTAR ISI