Sai berapa kali merupakan pertanyaan mendasar bagi calon jamaah umroh dan haji. Ibadah sa’i adalah rukun yang melambangkan perjuangan dan kesabaran seorang ibu, Hajar, di padang pasir. Oleh karena itu, memahami jumlah dan tata cara sa’i dengan benar adalah kunci kesempurnaan ibadah.
Sai Berapa Kali: Sejarah dan Kisah Singkat Sai
Sebelum memahami sai berapa kali, penting untuk tahu pengertian sa’i. Sa’i adalah ibadah berjalan atau berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ibadah ini berasal dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya dan menjadi rukun dari ibadah haji dan umroh hingga saat ini. Jarak total sa’i adalah sekitar 3,5 kilometer.
Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Hajar dan putranya Ismail di lembah Makkah, Hajar berlari bolak-balik antara Shafa dan Marwah mencari air untuk anaknya. Hajar melakukan upaya pencarian air yang sangat gigih. Pencarian ini dilakukan dalam keputusasaan yang manusiawi namun penuh keyakinan.
Dalam pencarian itu, Allah ﷻ menurunkan mukjizat berupa mata air Zamzam yang memancar di dekat kaki Ismail. Peristiwa ini menjadi simbol kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dan betapa cepatnya pertolongan Allah datang. Air Zamzam pun menjadi sumber kehidupan tak terputus bagi Makkah hingga kini.
Rasulullah ﷺ kemudian menetapkan Sa’i sebagai bagian dari ibadah haji dan umroh, agar umat Islam selalu mengingat perjuangan Hajar dan nikmat Zamzam. Jumlah sai berapa kali pun sama dengan jumlah Hajar bolak-balik Shafa dan Marwah.
Menurut NU Online, ibadah ini memiliki hikmah historis yang dalam. Penetapan ini menjadikan tindakan historis tersebut sebagai syariat yang diabadikan.
Sa’i bukan sekadar ritual fisik, tetapi pengingat akan kesabaran, tawakal, dan doa seorang ibu yang dikabulkan Allah dengan penuh kasih. Ibadah ini mengajarkan bahwa pertolongan datang setelah usaha maksimal dilakukan. Setiap putaran sa’i merupakan pelajaran nyata tentang keimanan sejati.

Sai Berapa Kali: Fakta Unik Sa’i
Selain sejarahnya yang kaya, terdapat beberapa fakta unik terkait sai berapa kali dan apa yang membuat ibadah sa’i berbeda dari rukun haji atau umroh lainnya. Mengetahui sai berapa kali bolak balik adalah hal krusial karena berkaitan langsung dengan sah atau tidaknya ibadah.
Dari artikel Rumaysho, sa’i memiliki aturan teknis yang wajib jamaah ikuti. Pemahaman teknis ini mencegah jamaah melakukan kesalahan yang berujung pada denda (dam).
1. Dilakukan Tujuh Kali
Sai berapa kali? Ibadah sa’i wajib dilakukan sebanyak tujuh kali perjalanan, dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah. Sa’i tidak sah jika jamaah melakukan kurang dari tujuh kali perjalanan. Putaran yang tidak lengkap juga dapat membatalkan sa’i. Perhitungan dimulai dari Shafa menuju Marwah sebagai putaran pertama, dan sebaliknya sebagai putaran kedua.
2. Ada Bagian Berlari Kecil
Jamaah pria disunnahkan berlari kecil (disebut harwalah) di antara dua tanda hijau yang ada di lintasan sa’i. Gerakan ini meniru langkah cepat Hajar ketika ia cemas dan tergesa-gesa mencari pertolongan. Wanita tidak perlu berlari, cukup berjalan cepat. Area berlari kecil ini sering disebut milainil akhdharain (dua tanda hijau).
3. Sa’i Wajib Setelah Thawaf
Sa’i merupakan rukun umroh yang wajib jamaah lakukan setelah menyelesaikan thawaf mengelilingi Ka’bah. Tidak sah umroh seseorang tanpa melaksanakan sa’i secara sempurna. Urutan ini tidak boleh dibalik. Oleh karena itu, jamaah harus memastikan thawafnya selesai dan sah sebelum memulai sa’i.
4. Shafa dan Marwah Bagian dari Syiar Allah
Bukit Shafa dan Marwah disebut langsung dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 158) sebagai bagian dari syiar Allah. Allah memerintahkan umatnya untuk melaksanakan sa’i di antara keduanya. Statusnya yang mulia menjadikan tempat ini harus dijaga kesuciannya. Ini menegaskan bahwa bukit-bukit ini memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi dalam Islam.
5. Tempat Penuh Doa
Jamaah dianjurkan berdoa dan berdzikir sepanjang sa’i, terutama saat berada di atas bukit Shafa dan Marwah. Ini merupakan waktu mustajab yang harus jamaah manfaatkan sebaik-baiknya. Doa ini akan meningkatkan kekhusyukan. Banyak ulama menyebutkan bahwa ini adalah salah satu tempat terbaik untuk memanjatkan hajat kepada Allah.

Sai Berapa Kali: Pesan Mendalam Sa’i 7 Kali
Jumlah tujuh putaran sa’i membawa pesan spiritual dan moral yang mendalam bagi setiap muslim. Memahami makna lari sai berapa kali (tujuh kali) membantu jamaah meningkatkan kekhusyukan. Berdasarkan Jejak Haji, sa’i bukan hanya amalan fisik, tetapi juga penegasan tawakal. Setiap langkah melambangkan perjuangan iman melawan keputusasaan.
1. Kesabaran Membuahkan Pertolongan
Hajar berlari tujuh kali bolak-balik dalam keputusasaan mencari air hingga Allah menurunkan Zamzam. Jumlah tujuh kali menunjukkan perlunya kesabaran dan usaha yang tidak pernah menyerah. Pertolongan Allah datang setelah kita mencapai batas maksimal usaha. Allah ingin melihat sejauh mana kita bersabar dan berusaha sebelum memberikan mukjizat.
2. Tawakal kepada Allah
Meskipun sendirian di padang pasir, Hajar yakin Allah akan menolong dan tidak meninggalkannya. Keyakinan penuh inilah yang harus jamaah teladani saat menghadapi kesulitan. Tawakal merupakan inti dari keimanan. Hajar mengajarkan kita untuk meletakkan harapan hanya kepada Sang Pencipta.
3. Perjuangan Seorang Ibu
Sa’i mengingatkan jamaah betapa besar kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu demi keselamatan anaknya. Islam menempatkan kemuliaan seorang ibu pada tingkat yang tinggi. Kisah Hajar menjadi teladan pengorbanan yang abadi. Peristiwa ini menunjukkan betapa besar penghargaan Islam terhadap peran keibuan.
4. Doa Tidak Sia-Sia
Setiap langkah sa’i adalah simbol doa yang akhirnya dikabulkan, bukan melalui usaha manusia semata, melainkan dengan mukjizat Allah. Jamaah diajarkan agar senantiasa berdoa kepada Allah, bahkan dalam situasi yang paling mustahil sekalipun. Jamaah harus selalu yakin bahwa tidak ada doa yang terucap sia-sia di hadapan Allah.
5. Ibadah Sebagai Pengingat Sejarah
Sa’i menghubungkan umat Islam dengan kisah iman dan pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim. Dengan menghidupkan kembali langkah Hajar, jamaah merasakan pengalaman spiritual yang sama. Hal ini memperkuat rantai sejarah keimanan. Melalui sa’i, kita merasakan koneksi langsung dengan leluhur para nabi.
Tips Sai yang Khusyuk dan Berstamina
Melaksanakan sa’i yang sempurna membutuhkan kekuatan fisik dan fokus spiritual, mengingat jarak yang ditempuh cukup panjang. Persiapan sebelum sa’i sangat menentukan stamina. Kombinasi antara kesiapan fisik dan mental akan menghasilkan ibadah yang mabrur.
Berikut adalah sepuluh tips agar Anda dapat menjalankan sa’i dengan khusyuk dan berstamina:
- Memastikan minum air Zamzam secukupnya setelah thawaf.
- Menggunakan alas kaki yang nyaman dan pas di kaki.
- Mengatur ritme jalan dan lari (harwalah) agar energi tidak cepat habis.
- Menghafal doa-doa sa’i sebelum keberangkatan.
- Menjaga fokus dengan berdzikir sepanjang lintasan sa’i.
- Memanfaatkan lantai dasar (tidak penuh) untuk berjalan lebih leluasa.
- Berjalan di sisi kanan atau kiri lintasan, menghindari tengah yang padat.
- Mengambil jeda minum sebentar di sela-sela putaran jika merasa haus.
- Mengingat perjuangan Hajar setiap kali merasa lelah.
- Menjaga lisan dari perkataan kotor dan mengobrol hal duniawi.
Memahami sai berapa kali adalah kunci untuk menjalankan ibadah dengan sah dan sempurna, mulai dari sejarah singkatnya hingga tips sai yang khusyuk dan berstamina. Tour leader umroh dari Lima Pilar dapat menjelaskan detail dan berbagi tips tentang menjalankan sai. Anda hanya perlu menggunakan layanan umroh dari Lima Pilar dan akan dibimbing dan didampingi untuk bisa beribadah dengan sempurna.

