Makam Nabi Muhammad menjadi salah satu tempat paling suci yang selalu dirindukan umat Islam di seluruh dunia. Jutaan jamaah haji dan umrah berziarah ke makam ini setiap tahun untuk meneladani perjuangan dan kasih sayang Rasulullah SAW. Keagungan serta keharuman sejarahnya menjadikan makam beliau sebagai pusat spiritual umat Islam.

Kilas Sejarah Makam Nabi Muhammad SAW
Makam Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tempat paling suci dalam Islam dan tempat ziarah paling populer di Madinah. Lokasinya berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, tepat di kamar Aisyah RA tempat beliau wafat.
Dalam artikel Baznas, dijelaskan bahwa makam ini menjadi simbol cinta dan penghormatan umat Islam sepanjang masa.
Sejarah makam Nabi Muhammad SAW dimulai setelah wafatnya beliau pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Rasulullah SAW wafat di kamar istrinya, Aisyah RA, yang memang berada di sisi timur Masjid Nabawi. Para sahabat sepakat untuk memakamkan beliau di tempat wafatnya, sesuai sabda beliau:
“Tidaklah seorang nabi meninggal dunia kecuali dimakamkan di tempat ia wafat.” (HR. Tirmidzi, Ahmad).
Maka, di situlah terbentuk area suci yang kini dikenal sebagai makam Rasulullah SAW. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia datang ke sana untuk berdoa dan mengenang ajaran beliau.
Selama masa kekhalifahan, makam Rasulullah SAW dijaga dengan penuh kehormatan. Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA, dua sahabat terdekat beliau, juga dimakamkan di sisi beliau. Posisi Abu Bakar berada di sebelah kanan, dan Umar di sebelah kiri. Area makam kemudian dikelilingi oleh dinding dan pagar tinggi untuk menjaga kesucian dan mencegah tindakan yang tidak pantas.
Ketika masa pemerintahan para khalifah berlanjut, area makam diperluas seiring pengembangan Masjid Nabawi. Di sekitarnya terdapat area yang dikenal sebagai Rauḍah al-Muṭahharah, yang disebut dalam hadis sebagai taman surga:
“Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” (HR. Bukhari, Muslim).
Kini, makam Nabi Muhammad di Madinah menjadi pusat spiritual terbesar di dunia Islam. Keindahan arsitekturnya berpadu dengan nuansa religius yang mendalam. Jutaan jamaah setiap tahun mengalir ke Masjid Nabawi untuk berziarah, berdoa, dan mengirim salam kepada Nabi tercinta.
Meski tidak dianjurkan berlebihan dalam ziarah ke makam Nabi Muhammad, mengirim salam kepada Rasulullah SAW adalah sunnah yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana sabdanya: “Barang siapa mengucapkan salam kepadaku, maka Allah akan mengembalikan ruhku sehingga aku dapat membalas salamnya.” (HR. Abu Dawud).

Keutamaan Ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW
Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW bukan hanya bentuk cinta, tetapi juga ibadah yang bernilai tinggi. Para ulama Ahlus Sunnah sepakat bahwa ziarah ini hukumnya sunnah dan dianjurkan. Dalam penjelasan NU Online, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang datang kepadaku untuk berziarah, dan keperluannya hanya untuk berziarah kepadaku, maka Allah menjamin aku menjadi pemberi syafaat baginya di hari kiamat.” (HR. Daruquthni).
Mendapat Syafaat Rasulullah
Hadis di atas menjadi dasar bahwa ziarah ke makam Nabi SAW dengan niat ikhlas akan mendatangkan syafaat beliau di hari kiamat. Syafaat ini adalah pertolongan agung yang sangat diharapkan setiap muslim. Karena itu, banyak jamaah menitikkan air mata saat berada di Raudhah, merasakan kedekatan spiritual dengan Rasulullah SAW.
Menguatkan Iman dan Cinta Rasul
Layaknya berziarah ke Masjid Quba, berziarah ke makam nabi Muhammad juga dapat menumbuhkan rasa cinta yang lebih dalam kepada Rasulullah SAW. Hadis riwayat Bukhari-Muslim menegaskan:
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya, dan anaknya.”
Melihat tempat beliau dimakamkan membuat hati semakin terikat dengan teladan akhlak beliau, sehingga iman pun semakin kokoh.
Meningkatkan Rasa Syukur
Ziarah ke makam Nabi SAW mengingatkan umat pada pengorbanan beliau dalam menyebarkan Islam. Setiap langkah menuju makam menjadi refleksi atas perjuangan yang membawa cahaya iman ke seluruh dunia. Kesadaran ini menumbuhkan rasa syukur mendalam atas nikmat Islam yang diwariskan melalui perjuangan beliau.
Mengingat Kematian dan Akhirat
Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi).
Ziarah ke makam Nabi SAW menjadi pengingat nyata bahwa kehidupan dunia fana. Hal ini menuntun hati agar lebih fokus pada amal shalih dan persiapan akhirat, sehingga doa-doa yang dipanjatkan terasa lebih khusyuk dan menenangkan jiwa.
Menumbuhkan Ketaatan
Berziarah ke makam Nabi SAW membangkitkan semangat untuk memperbaiki diri. Umat Islam termotivasi untuk menaati sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa mencintai sunnahku, maka ia benar-benar mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, ia akan bersamaku di surga.” (HR. Tirmidzi).
Dengan demikian, ziarah menjadi sarana memperkuat tekad untuk hidup sesuai ajaran beliau.

7 Fakta Mind-Blowing tentang Makam Nabi Muhammad SAW
Makam Rasulullah SAW, yang juga dekat dengan Hotel Royal Andalus, menyimpan berbagai fakta menakjubkan yang jarang diketahui banyak orang. Setiap bagiannya memiliki nilai sejarah dan spiritual yang luar biasa.
Dalam ulasan SINDOnews, makam ini digambarkan sebagai pusat ziarah umat Islam dari seluruh dunia yang penuh dengan keagungan dan penghormatan.
1. Makam Nabi Muhammad Terletak di Dalam Masjid Nabawi
Makam Nabi Muhammad SAW berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, tepatnya di kamar Aisyah RA tempat beliau wafat. Setelah perluasan masjid, lokasi makam masuk ke dalam bangunan utama. Area ini dipisahkan pagar tinggi dan tidak bisa dimasuki jamaah. Namun, umat Islam tetap bisa mengirim salam dari luar pagar, sebagaimana dianjurkan dalam hadis riwayat Abu Dawud tentang salam kepada Nabi SAW.
2. Dikelilingi Tembok Berlubang Khusus
Makam dikelilingi tembok dengan ventilasi kecil untuk menjaga sirkulasi udara. Lubang ini dibuat agar ruangan tetap segar tanpa mengurangi kesakralan. Desain tersebut menunjukkan perhatian besar terhadap kehormatan Rasulullah SAW. Fakta ini juga menjadi bukti bagaimana para khalifah menjaga kesucian makam dengan penuh kehati-hatian.
3. Warna Kubah Hijau yang Ikonik
Kubah hijau di atas makam Nabi SAW adalah simbol Madinah yang mendunia. Awalnya kubah berwarna putih, kemudian biru, dan akhirnya diubah menjadi hijau pada masa Sultan Mahmud tahun 1837. Sejak itu, kubah hijau
menjadi penanda universal Masjid Nabawi. Kini, setiap jamaah yang melihatnya langsung teringat pada Rasulullah SAW.
4. Dijaga Sepanjang Waktu
Makam Nabi SAW dijaga ketat oleh petugas khusus 24 jam sehari. Penjagaan ini bertujuan memastikan tidak ada tindakan yang menodai kesucian area. Jamaah diimbau berdoa dengan tenang, penuh adab, dan tidak berlebihan. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW agar umat menjaga adab di masjid dan tidak menjadikannya tempat keributan.
5. Tidak Ada Akses Langsung ke Dalam Makam
Pintu menuju makam Nabi SAW tidak dibuka untuk umum. Hal ini dilakukan untuk menjaga keagungan, ketertiban, dan menghindari praktik yang tidak sesuai syariat. Jamaah hanya diperbolehkan mengirim salam dari luar pagar.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengucapkan salam kepadaku, maka Allah akan mengembalikan ruhku sehingga aku dapat membalas salamnya.” (HR. Abu Dawud).
6. Dimakamkan Bersama Dua Sahabat Terdekat
Di sisi kanan Rasulullah SAW dimakamkan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, dan di sisi kirinya Umar bin Khattab RA. Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat. Keberadaan dua sahabat utama di sisi beliau menunjukkan kedekatan mereka dalam hidup maupun setelah wafat. Fakta ini menambah nilai sejarah dan spiritual makam tersebut.
7. Berada di Dekat Raudhah yang Mulia
Makam Nabi SAW berada di dekat area Raudhah, yang disebut Rasulullah SAW sebagai taman surga: “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.” (HR. Bukhari, Muslim).
Raudhah menjadi salah satu tempat paling mustajab untuk berdoa. Jamaah yang berziarah biasanya berusaha shalat di Raudhah sebelum menyampaikan salam kepada Nabi SAW.
Tata Cara Ziarah ke Makam Nabi Muhammad
Ziarah ke makam Nabi Muhammad harus dilakukan dengan penuh hormat dan adab. Tujuannya bukan untuk meminta langsung kepada Rasulullah, melainkan untuk menunjukkan cinta dan mendoakan beliau. Berikut tata cara yang bisa dilakukan saat berziarah:
- Niatkan ziarah untuk mencari ridha Allah.
- Bersihkan diri dan kenakan pakaian sopan.
- Masuk ke Masjid Nabawi dengan kaki kanan.
- Shalat dua rakaat tahiyyatul masjid.
- Berdoa di Raudhah dengan khusyuk.
- Berjalan perlahan menuju area makam Rasulullah.
- Kirimkan salam dengan suara lembut.
- Jangan berdesakan atau mengangkat suara.
- Panjatkan doa untuk diri sendiri dan umat Islam.
- Keluar dari masjid sambil memuji Allah.
Makam Nabi Muhammad menyimpan sejarah panjang, keutamaan spiritual, dan tata cara ziarah yang sarat makna. Sehingga, saat Anda umroh dengan layanan dari Lima Pilar land arrangement umroh, usahakan untuk berziarah ke makam Nabi ini agar mendapatkan keutamaannya. Layanan umroh bersama handling umroh profesional, aman, dan mengantarkan Anda ke tempat penuh berkah.

