10 Larangan Umroh yang Wajib Dihindari Jamaah

Larangan umroh merupakan ketentuan krusial yang harus dipatuhi seluruh jamaah sejak berniat ihram di miqat. Aturan syariat ini bertujuan menjaga kesucian ibadah Umroh agar sah dan diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, memahami dan menjauhi setiap larangan menjadi kewajiban mutlak. Kami akan mengulas tuntas larangan apa saja yang harus Anda hindari demi kesempurnaan ibadah.

Keutamaan Menjauhi Larangan Umroh

Menjauhi larangan ihram tidak hanya sebatas melaksanakan kewajiban, tetapi juga mendatangkan berbagai keutamaan besar. Ketaatan terhadap syariat menunjukkan kepatuhan sejati seorang hamba kepada Rabb-nya. Berikut di antara keutamaan menjauhi larangan umroh:

Kesempurnaan Ibadah

Jamaah umroh atau haji yang menjauhi larangan ihram akan memastikan ibadah umroh sah dan diterima oleh Allah. Menjaga diri dari hal yang dilarang merupakan bagian tak terpisahkan dari rukun ibadah itu sendiri. Dengan demikian, tindakan ini menyempurnakan kualitas spiritual dan formal umroh Anda. Fokus pada kepatuhan membawa kepada kesempurnaan dalam beribadah.

Pahala Berlipat Ganda

Ketaatan dalam menjaga kesucian ihram mendatangkan pahala yang sangat besar dari Allah SWT. Rasulullah ﷺ menjamin ganjaran bagi mereka yang bersabar menahan diri dari larangan duniawi. Sikap tawadhu dan disiplin ini menjadi bukti ketulusan niat beribadah. Oleh karena itu, setiap pencegahan dari larangan akan dihitung sebagai amal kebaikan.

Ketenangan Spiritual

Menghindari larangan membantu jamaah merasa lebih khusyuk dan fokus dalam beribadah. Pikiran akan terbebaskan dari kekhawatiran melanggar aturan dan terbebani denda (dam). Ketenangan ini sangat mendukung terciptanya komunikasi yang intens antara hamba dan Penciptanya. Tentu saja, jiwa yang tenang adalah modal utama untuk mencapai ibadah yang bermakna.

Mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ

Menjauhi larangan ihram secara otomatis berarti meneladani tata cara umroh sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah ﷺ sendiri memberi contoh bagaimana seorang Muslim harus menjaga kesucian ihram. Tindakan meneladani beliau merupakan bentuk kecintaan tertinggi kepada Rasulullah. Lebih lanjut, praktik ini memastikan ibadah Anda sesuai dengan syariat yang dibawa beliau.

Menghindari Denda/Fidyah

Dengan tidak melanggar satu pun larangan umroh apa saja, jamaah terhindar dari kewajiban membayar dam atau fidyah. Denda finansial ini sering kali cukup memberatkan, apalagi jika larangan dilakukan berulang kali. Kepatuhan sejak awal melindungi Anda dari beban dan kesulitan tambahan. Singkatnya, kedisiplinan menghemat waktu, energi, dan biaya Anda selama di Tanah Suci.

Jamaah umroh sedang beribadah di Raudhah. Mereka harus menjauhi larangan umroh selama beribadah agar mendapatkan keutamaannya.

10 Larangan Umroh Bagi Jamaah

Terdapat sepuluh larangan umroh apa saja yang harus Anda kenali dengan baik. Pelanggaran terhadap larangan ini, disengaja atau tidak, dapat berakibat pada kewajiban membayar dam (denda). Menurut Bincang Syariah, larangan ini berlaku ketat sejak niat ihram diucapkan.

Memakai Pakaian Berjahit bagi Laki-laki

Larangan umroh bagi laki-laki yang paling utama adalah menggunakan pakaian yang berjahit atau membentuk anggota badan. Hal ini meliputi baju, celana, kaos kaki, hingga pakaian dalam. Laki-laki wajib mengenakan dua lembar kain ihram yang tidak berjahit dan tidak menutupi kepala. Pakaian ihram melambangkan kesetaraan di hadapan Allah dan meninggalkan perhiasan dunia.

Menutup Kepala bagi Laki-laki

Larangan umroh bagi laki-laki selanjutnya adalah menutup kepala dengan benda yang menempel, seperti topi, sorban, atau peci. Mereka harus membiarkan kepala terbuka selama berada dalam keadaan ihram. Penutup kepala diizinkan hanya jika dilakukan dalam keadaan darurat atau ketika berteduh di bawah payung/atap. Hal ini adalah simbol kerendahan diri hamba di hadapan Ilahi.

Memakai Penutup Wajah dan Sarung Tangan bagi Perempuan

Sebaliknya, larangan umroh bagi perempuan adalah menggunakan penutup wajah (niqab/cadar) dan sarung tangan. Wajah perempuan wajib dibuka saat ihram, meskipun mereka harus menutup seluruh aurat lainnya.

Larangan umroh ini bertujuan memastikan adanya perbedaan identitas saat melaksanakan ibadah haji atau umroh. Mereka harus menggunakan kerudung panjang yang tidak menutup wajah.

Menggunakan Wewangian Setelah Niat Ihram

Jamaah pria maupun wanita tidak diperbolehkan menggunakan wewangian dalam bentuk apa pun setelah berniat ihram. Larangan ini mencakup minyak wangi, sabun beraroma, parfum, atau kosmetik beraroma. Larangan ini berlaku pada badan, pakaian, makanan, atau minuman. Oleh karena itu, jamaah harus mandi sunnah ihram menggunakan sabun tanpa aroma sebelum berniat.

Memotong Kuku atau Rambut Sebelum Tahallul

Jamaah dilarang mencukur, memotong, mencabut, atau menghilangkan rambut di bagian tubuh mana pun setelah niat ihram. Larangan yang sama juga berlaku untuk memotong atau mematahkan kuku tangan maupun kaki. Tindakan menghilangkan rambut atau kuku dianggap sebagai merusak diri yang harus dihindari saat ihram. Anda hanya boleh melakukannya setelah melakukan tahallul atau selesai ibadah.

Jamaah yang memadati Masjidil Haram. Mereka harus menghindari larangan umroh selama beribadah agar mendapatkan umroh mabrur.

Berhubungan Suami Istri

Larangan umroh paling berat adalah berhubungan suami istri atau melakukan tindakan yang mengarah ke hubungan intim. Larangan ini mencakup berciuman, bercumbu, atau sentuhan yang disertai syahwat.

Pelanggaran terhadap larangan ini dapat membatalkan ibadah umroh dan mewajibkan dam yang berat. Maka dari itu, pasangan suami istri wajib menjaga jarak fisik dan emosional selama ihram.

Berburu atau Membunuh Hewan Darat

Jamaah umroh atau haji dilarang berburu atau membunuh hewan darat yang halal dimakan, seperti burung atau kelinci. Larangan ini juga berlaku pada tindakan menyakiti, mengusir, atau membantu orang lain dalam perburuan.

Namun, larangan ini tidak berlaku untuk hewan yang mengganggu atau berbahaya, seperti kalajengking atau ular. Larangan umroh ini mengajarkan rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.

Mencaci, Bertengkar, atau Berkata Kotor

Seorang jamaah harus menjauhi segala bentuk ucapan dan tindakan yang tidak terpuji, termasuk mencaci, bertengkar, atau berkata kotor. Ibadah umroh menuntut perilaku yang santun dan penuh kesabaran dalam menghadapi keramaian. Perkataan yang buruk dapat mengurangi nilai pahala ibadah Anda. Sebab itu, fokuslah menjaga lisan Anda dari perkataan sia-sia.

Melakukan Akad Nikah

Larangan umroh selanjutnya adalah melakukan akad nikah, baik menikahkan diri sendiri maupun bertindak sebagai wali untuk orang lain. Status ihram dianggap sebagai keadaan yang fokus pada ibadah saja, bukan urusan duniawi. Larangan ini berlaku bagi pria dan wanita yang sedang menunaikan umroh. Dengan demikian, pernikahan yang dilakukan saat ihram dianggap tidak sah.

Merusak atau Mencabut Tanaman di Tanah Haram

Jamaah dilarang merusak, memotong, mencabut, atau memetik tanaman yang tumbuh secara alami di area Tanah Haram. Larangan ini menunjukkan penghormatan terhadap kesucian wilayah Mekkah dan Madinah. Hal ini berlaku untuk tumbuhan, pohon, dan rerumputan liar. Pelanggaran terhadap larangan ini juga dapat mewajibkan dam atau denda tertentu.

Tips Terhindar dari Melanggar Larangan Umroh

Menghindari sepuluh larangan di atas membutuhkan persiapan mental dan fisik yang matang. Strategi yang tepat akan membantu Anda menjaga kesucian ibadah dari awal hingga selesai. Dari artikel Muslim.or.id, kesalahan kecil sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan. Berikut tips untuk menghindari larangan umroh:

  • Pelajari manasik umroh secara komprehensif sebelum keberangkatan.
  • Pakailah kain ihram cadangan yang sudah disiapkan sejak di Indonesia.
  • Hindari membawa kosmetik atau produk beraroma tajam saat ihram.
  • Niatkan seluruh perjalanan dan ibadah hanya untuk mencari ridha Allah SWT.
  • Bawa gunting kecil untuk tahallul agar tidak mencari-cari di Arab Saudi.
  • Jauhi diskusi politik atau hal-hal yang dapat memicu pertengkaran.
  • Tetaplah bersabar dan beristighfar saat menghadapi keramaian atau kesulitan.
  • Batasi interaksi fisik dengan lawan jenis jika tidak termasuk mahram.
  • Posisikan niat sebagai prioritas utama di atas kenyamanan fisik.
  • Mintalah bimbingan langsung kepada Muthawif atau pembimbing Anda.

Memahami dan menjauhi setiap larangan umroh adalah kunci agar ibadah Anda diterima sempurna oleh Allah SWT. Untuk itu, penting memilih jasa umroh terpercaya yang menyediakan muthawif atau pemandu profesional dan berpengalaman seperti Lima Pilar. Sehingga, Anda akan terhindar dari berbagai larangan dan bisa fokus pada ibadah saja selama di Tanah Suci.

DAFTAR ISI